Faktorpenting yang menentukan kapasitas kondensor: 1. Luas permukaan yang didinginkan dan sifat perpindahan kalornya. 2. Jumlah udara per menit yang dipakai untuk mendinginkan. 3. Pebedaan suhu antara bahan pendingin dengan udara luar. 4. Sifat dan karakteristik bahan pendingin yang dipakai.
Refrigerantitu digunakan sesuai kebutuhan pendinginan dan aspek lingkungan tentunya. Untuk digunakan pada sistem AC, refrigerant harus memiliki beberapa syarat yakni ; 1. Mampu menyerap latent heat. Sebagai zat pendingin, refrigerant harus bisa menyerap panas latent sebanyak-banyaknya saat menguap di evaporator.
4 Heater Core. Berfungsi sebagai untuk menghasilkan panas, Heater Core adalah komponen yang bekerja membawa hembusan udara berupa angin. Asal dari angin yang dihasilkan yaitu dari blower, memungkinkan ruangan pada sebuah kabin terasa hangat. Sistem ini didukung oleh radiator penyejuk agar dapat menghasilkan air panas. 5.
Radiatoradalah komponen yang digunakan untuk melepaskan panas yang ada didalam media pendinginan ke udara bebas. Cara kerja radiator, adalah dengan memasukan air ke dalam selang pipih yang memiliki jumlah banyak. Sehingga, begitu ada udara melewati selang pipih ini panas dari media pendinginan akan ikut terbawa aliran udara. 4. Kipas pendingin
Sisidalam sebuah pendingin AC terdiri dari: Katup ekspansi Pipa penguapan (pipa evaporator) Daun kipas pendorong (blower) udara segar Dan yang lain sebagainya Bahan pendingin merayap dalam pipa-pipa dengan mendapat tekanan kerja kompresor. Gas yang mendapat tekanan dari kompresor tersebut kemudian merayap menuju pipa kondensor.
Sepertihalnya kipas angin, air cooler juga bisa dipakai di mana saja karena tidak memerlukan instalasi layaknya AC. Kamu bisa memindahkannya ke ruang mana pun sebagai alternatif pendingin ruangan selain AC. Cara kerja air cooler adalah dengan menyerap udara, lalu melewatkannya melalui bantalan penyerap panas. Alhasil, suhu udara pun turun secara perlahan.
cfwZt1. JAKARTA, - Refrigerant atau freon adalah cairan khusus yang digunakan untuk menyejukkan udara dalam sistem AC mobil. Ketika cairan ini habis, maka AC menjadi kurang sejuk karena tidak ada zat pendingin yang membuat udara sejuk. Sementara itu, banyak video beredar di Youtube bahwa cairan refrigerant pada AC diganti dengan LPG. Dalam video tersebut dikatakan AC menjadi lebih apakah benar LPG bisa digunakan sebagai pengganti freon pada sistem AC? Baca juga Freon Penuh, tapi Kenapa AC Mobil Masih Tidak Dingin? Dicky Aditya Wijaya Mekanik bengkel resmi Astra Daihatsu Majapahit Semarang sedang melakukan SOP perawatan AC. Foreman Nissan Bintaro Ibrohim, mengatakan semua cairan bisa diaplikasikan ke sistem AC, sementara ini yang paling mendekati sempurna adalah freon. “Sebenarnya semua cairan bisa dipakai untuk sistem AC, misal bensin, solar, air, amoniak dan lain-lain, tetapi yang paling mudah, aman, tidak berbau, mendekati ideal untuk berubah dari cair ke gas dan sebaliknya adalah cairan refrigerant atau yang biasa disebut freon,” ucap Ibrohim kepada Rabu 7/9/2022.Dia mengatakan saat ini freon masih menjadi cairan refrigerant yang diandalkan oleh banyak orang karena memiliki karakter yang paling ideal dan aman untuk sistem AC. Tapi tidak menutup kemungkinan bila suatu saat nanti cairan ini digantikan oleh zat lain. Baca juga Tanda-tanda AC Mobil Kekurangan Freon “Para ahli mungkin sedang memikirkan untuk mengganti freon dengan zat lain, yang katanya freon bisa merusak lapisan ozon dan memperparah pemanasan global,” ucap Ibrohim. Dia menjelaskan selama zat tersebut mampu menimbulkan dingin ketika sedang proses perubahan zat dari cair ke gas, maka prinsip kerjanya sama dengan freon. “LPG mungkin memang mampu mendinginkan udara dengan baik, tapi karakternya kan berbau dan beracun, jadi tidak satu pun pabrikan yang menggunakan LPG sebagai cairan pendingin pada sistem AC mobil,” ucap Ibrohim. Jadi, bisa saja video yang beredar tersebut benar, tapi cara tersebut merupakan hal yang berisiko jadi tidak untuk ditiru. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tahukah Anda jenis refrigerant yang digunakan pada AC Split ?, kami yakin sebagian dari pengguna pasti sudah banyak yang tahu. Walaupun sebagian juga masih ada yang belum tahu. Hal ini saya ketahui setelah banyaknya pertanyaan yang masuk melalui komentar atau kirim email, banyak dari mereka yang menanyakan AC miliknya menggunakan refrigerant jenis apa? Bahkan, ada juga yang menanyakan apa itu refrigerant?. Untuk diketahui, refrigerant atau zat pendingin atau bahan pendingin adalah suatu zat atau campuran, yang biasanya berbentuk cairan. Pada sebagian besar ia mengalami perubahan wujud, dari cairan menjadi gas dan kemudian kembali lagi. Refrigerant ini biasanya digunakan sebagai bahan pendingin pada mesin-mesin pengkondisi udara AC , juga pada perangkat refrigerasi seperti, freezer, kulkas, chiller, dan lain sebagainya. Banyak sekali jenis refrigerant, yang tentunya sesuai dengan kegunaannya. Namun dalam pembahasan kali ini, kami membahas refrigerant yang digunakan pada AC Split, khususnya di Indonesia. ADVERTISEMENT SCROOL TO CONTINUE WITH CONTENT Baca Juga Mengenal Ciri-Ciri AC Kurang Freon Yang Harus Diketahui ..dan langsung saja, berikut ini beberapa jenis refrigerant yang banyak beredar dipasaran dan juga digunakan oleh produsen AC untuk saat ini, terutama tipe AC Split. 1. Refrigerant R-32 Produsen AC yang pertama kali menemukan atau menggunakan refrigerant R32 adalah Daikin. Di Indonesia sendiri, Daikin dan Pansonic merupakan produsen AC pertama yang menggunakan R-32 sebagai bahan pendingin untuk produk AC miliknya. Kedua brand ini sebelumnya menggunakan refrigerant R-22, dan setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tentang larangan penggunaan R-22 karena tidak ramah lingkungan, maka R-32 dipilih sebagai gantinya. R-32 dipilih karena dipercaya memiliki tingkat mudah terbakar flammability yang rendah, serta potensi pemanasan global juga cukup rendah, namun memiliki angka index dingin cooling index yang tinggi, yakni 160. Oleh karenanya hampir semua pabrikan mesin pengkondisi udara AC seperti Gree, SHARP, LG, Polytron, dan yang lainnya memilih menggunakan refrigerant jenis R-32 untuk produk AC mereka saat ini. 2. Refrigerant R-140 R-410 merupakan refrigerant campuran dari R-125 dan R-32 dengan komposisi 5050. Refrigerant jenis ini juga sering digunakan untuk AC Split, karena juga dikenal ramah lingkungan. Refrigerant R-410 memang tidak miliki tingkat terbakar, namun index dinginnya rendah yakni hanya 92. Walaupun tidak ada potensi merusak ozone, namun ia memiliki potensi pemanasan global cukup tinggi, yakni sebesar 2090. Banyak juga produsen AC yang menggunakan refrigerant ini, biasanya ini digunakan untuk produk-produk AC mereka yang sudah mendukung teknologi Inverter. Beberapa produsen AC yang menggunakan refrigerant R-140 yakni Panasonic, LG, Gree, SHARP, dan Daikin untuk sebagian produknya. Baca Juga Penyebab AC Bocor Freon Yang Biasa Sering Terjadi 3. Refrigerant R-22 Nah, untuk jenis refrigerant yang satu ini sudah cukup terkenal, karena refrigerant ini sudah ada sejak dulu dan biasanya digunakan untuk AC zaman dulu, lebih tepatnya produk AC keluaran sebelum tahun 2015. Namun sejak adanya larangan dari Pemerintah untuk penggunaan R-22, banyak produsen AC yang beralih ke R-32 atau R-140. R-22 sebenarnya memiliki tingkat cooling index 100, yakni lebih banyak dibanding R-140. Namun ia memiliki potensi dapat merusak ozone, jika dibanding dengan kedua jenis refrigerant sebelumnya. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan Peraturan melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan 41/M-IND/PER/5/2014, kemudian 40M-DAG/PER/7/2014 dan 55/M-DAG/PER/9/2014 bahwa pada tahun 2015 akan mulai berlaku implementasi HPMP HCFC atau Hidroklorofluoro Karbon Phase-Out Management Plan . ..yang pada intinya refrigerant R-22 tidak boleh digunakan di Indonesia, namun untuk keperluan service masih diperbolehkan sampai tahun 2030. Baca Juga Perbedaan Refrigerant Freon R32 R22 dan R410A Kesimpulan Dari ulasan di atas dapat kita simpulkan, jadi untuk AC keluaran 2015 ke sini kebanyakan sudah menggunakan refrigerant R-32 dan sebagian ada juga yang memakai R-410. Sedangkan untuk AC zaman dulu, atau AC yang tahun pembuatannya sebelum tahun 2015, kebanyakan menggunakan refrigerant R-22. Nah, semoga artikel kali ini bisa menjawab pertanyaan kalian semua mengenai jenis refrigerant yang digunakan pada AC Split. Untuk mengetahui sebuah AC menggunakan refrigerant jenis apa pun juga cukup mudah. Ini bisa kita lihat di nama plate yang menempel di unit indoor atau pun outdoor AC tersebut. Semoga bermanfaat.
- Air tanah atau air mineral seringkali dipakai untuk mengisi radiator. Air mineral memang lebih praktis dan efisien ketimbang memakai radiator coolant karena harganya relatif lebih mahal di pasaran. Namun, apakah semua cairan cocok untuk mengisi radiator mobil? Fungsi radiator secara substansi, yakni meredam udara panas pada silinder mesin ketika terjadi proses pembakaran, apalagi pada mobil performa tinggi dengan torsi besar. Panas tersebut tentunya membuat temperatur mesin panas dan bisa mengakibatkan kerusakan, mulai dari setang seher bengkok, piston macet sampai-sampai menggerogoti dinding silinder. Radiator mengutus cairan pendingin untuk menjemput panas dari dinding silinder. Sehingga cairan yang digunakan harus resisten terhadap suhu tinggi atau punya titik didih tinggi. Seperti dipaparkan dalam laman How Stuff Works, alur kerja radiator bermula dari cairan pendingin dipompa masuk menuju bagian dinding silinder. Cairan tersebut menyerap dan memindahkan panas keluar dari dinding silinder, untuk didinginkan dalam tabung utama radiator. Dari area mesin, cairan pendingin yang sudah terkontaminasi udara panas bergerak ke arah tabung atas radiator melalui celah katup thermostat, yaitu sekat antara mesin dan radiator. Katup thermostat baru terbuka ketika terpapar udara panas—sekitar 195 farenheit 90 derajat celsius. Malfungsi pada thermostat yang tidak bisa terbuka bisa menjadi biang kerok masalah overheat karena cairan panas dari mesin tidak bisa dialirkan ke radiator. Cairan yang membawa udara panas memiliki tekanan udara tinggi. Sehingga kondisi tutup radiator harus memiliki katup pengunci tekanan agar kuasa menahan dorongan dari tekanan udara tersebut ketika cairan sudah masuk ke tangki atas melalui tangki atas, perjalanan cairan radiator berlanjut menuju tabung utama radiator yang memiliki rongga-rongga. Di situlah proses pendinginan terjadi. Udara sejuk dihembuskan ke dalam tabung oleh kipas radiator yang diaktifkan oleh switcher. Rongga-rongga pada tabung radiator itu menjadi akses udara dingin dari kipas masuk, sebaliknya udara panas dikeluarkan. Setelah temperatur turun, cairan kembali ke tangki bawah radiator untuk mengulang siklus serupa. Air tanah atau air mineral tidak bisa bekerja seefektif radiator coolant untuk mendinginkan mesin. Sebab, radiator coolant diformulasi khusus untuk menyerap panas dan mencegah korosi karatan pada material silinder mesin. Adapun kandungan utama dari cairan pendingin, yakni air tanpa mineral, zat anti-beku propylene glycol, dan pencegah propylene glycol membuat cairan radiator punya titik didih lebih tinggi, sekaligus titik beku lebih rendah ketimbang air biasa. Tingginya titik didih membuat coolant terhindar dari penguapan kala bersentuhan dengan temperatur tinggi mesin kendaraan. Usia pakai radiator coolant yang mengandung propylene glycol sekitar dua tahun atau 48 ribu Km. Senada dengan penjelasan tersebut, Aftersales and Technical Training PT Sokonindo Automobile Sugianto mengatakan, air mineral justru membuat mesin berkarat. “Yang paling bagus untuk pendinginan mesin ya coolant yang memang buat mesin. Air mineral itu kan sudah jelas ada mineralnya. Itu bisa bikin mesin berkarat. Kalau manusia butuh mineral, tapi mesin kan sudah logam tidak butuh mineral,” jelas Sugi kepada Tirto 29/8/2018. Titik Didih Cairan Radiator Perbedaan titik didih yang signifikan antara air mineral dengan cairan radiator formulasi khusus telah dibuktikan Vincent Enontiemonria Efeovbokhant dan Ohireme Nathaniel Ohiozua dari jurusan teknik kimia Universitas Covenant Nigeria dalam penelitian “Comparison of The Cooling Effects of a Locally Formulated Car Radiator Coolant with Water and a Commercial Coolant” 2013. Vincent dan Ohireme menggunakan tiga sampel, yakni air mineral sampel A, cairan radiator minim aditif sampel B, serta cairan radiator dengan komposisi ethylene glycol dan air 5050, plus anti-karat sampel C Setelah dilakukan pengujian dengan memanaskan 150 ml dari ketiga sampel tersebut di dalam gelas kimia, hasilnya air mineral memiliki titik didih paling rendah, yakni 100 derajat celsius. Sementara, cairan radiator minim aditif memiliki titik didih sedikit lebih tinggi, 101 derajat celsius. Berbeda dengan cairan radiator dengan formulasi khusus, titik didihnya menyentuh 110 derajat celsius. “Tingginya temperatur pada sampel C adalah keuntungan, karena sampel C butuh suhu lebih tinggi untuk membuatnya mendidih, yang artinya lebih banyak panas yang diserap dari mesin,” tulis Vincent dan Ohireme dalam laporan itu, ada kepercayaan pengguna kendaraan soal manfaat air kondensasi, seperti embun atau air buangan AC bisa dijadikan cairan radiator yang baik. Namun, hal ini perlu segera ditinggalkan, karena air kondensasi pun tidak cukup tangguh buat menangkal panas. “Anggapan orang, air kondensasi, seperti embun atau air AC bisa dijadikan cairan radiator. Itu tidak benar. Memang air kondensasi kandungan mineralnya rendah, tapi titik didihnya juga rendah, jadi lebih besar kemungkinannya untuk menguap dan lebih cepat habis,” kata Sugi. Selain karena penguapan, air radiator juga dapat menyusut karena terjadi kebocoran di area gasket atau packing silinder. Fungsi komponen tersebut, yakni menyekat antara ruang silinder dengan silinder head yang bersentuhan dengan cairan pendingin. Melansir Car Throttle, dalam kondisi packing sudah lapuk, cairan radiator dapat menyelinap ke dalam silinder, bercampur dengan oli tersebut membuat oli mesin berubah warna menjadi putih seperti mayonaise. Masalah kebocoran ini dipastikan menggangu sistem pelumasan serta berpotensi terjadi overheat karena air radiator terus berkurang. - Otomotif Penulis Yudistira Perdana ImandiarEditor Suhendra
Setiap sistem ac atau air conditioner membutuhkan refrigerant sebagai zat pendingin yang menyerap panas. Zat ini memiliki sifat dan terdiri dari beberapa jenis, berikut uraiannya Pada sistem ac atau air conditioner, refrigerant berfungsi sebagai zat pendingin yang akan menyerap panas udara yang melewati evaporator, sehingga udara yang keluar dari evaporator temperaturnya menjadi dingin. Refrigerant memiliki sifat yang harus ada untuk dapat memenuhi fungsinya yaitu Harus memiliki sifat mudah menguap karena pendinginan penyerapan panas terjadi ketika refrigerant besar panas latent yang diserap selama penguapan, volume sirkulasi refrigerant dapat makin diperkecil, berarti dapat memperkecil alat pendingin. Karena itu diharapkan refrigerant dapat menarik panas latent terjadi perubahan kimia dari kandungan unsur-unsur dalam refrigerant walaupun dipakai secara merusak logam dan karet yang digunakan dalam air conditioner system. Baca juga Komponen-komponen Air Conditioner pada Kendaraan Jenis Rerigerant Banyak jenis jenis refrigerant yang digunakan untuk sistem air conditioner pada mobil atau kendaraan. Salah satu jenis refrigerant yang banyak digunakan adalah R-12. Refigerant jenis R-12 ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya Mudah menguap, dan mudah berubah menjadi menyala dan tidak terjadi perubahan kimia, kandungan unsur tetap mengandung merusak diperoleh. Walaupun memiliki keuntungan seperti yang telah disebutkan diatas, refrigerant jenis ini juga memiliki kerugianya yaitu dapat merusak lapisan Ozon O3 dan menimbulkan pemanasan global. Apaila R-12 terlepas atau terbuang ke udara luar, R-12 akan bergerak dari bumi melewati lapisan traposfer dan strafosfer. Pada lapisan strafosfer, R-12 akan terkena sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari dan akan membuat R-12 melepaskan atom Chlor Cl. Dimana atom chlor ini dapat merusak lapisan ozon. Bila peristiwa ini dibiarkan terus menerus maka lapisan Ozon sebagai pelindung bumi dari pancaran sinar Ultra violet akan semakin menipis. Sebagaimana diketahui, sinar ultra violet ini dapat merusak kehidupan organisme di bumi diantaranya dapat menimbulkan kanker kulit, katarak, menurunkan fertilitas dll. Efek yang selanjutnya yang akan terjadi adalah global warming pemanasan global. Maka dari itulah refrigerant jenis R-12 ini lebih baik dihentikan, di negara yang sudah maju penggunaan R-12 ini sudah dilarang mengingat akibat yang ditimbulkannya sangat besar. Sebagai gantinnya dapat digunakan R –134a HFC 134a. Refrigerant jenis ini dikenal sebagai refrigerant yang ramah lingkungan karena gas yang terlepas dari sistem tidak merusak lapisan Ozon. Baca juga Fungsi dan Pengertian Air Conditioner AC Sama seperti R-12, HFC 134a juga mempunyai sifat-sifat tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak, tidak beracun, tidak menyebabkan karat pada komponen sistem pendingin, tidak berbau dan tidak merusak pakaian. Walaupun demikian refrigerant jenis ini masih mempunyai kekurangan diantaranya dapat menyebabkan pemanasan global walaupun dampaknya tidak sebesar refrigerant jenis R-12. Refrigerant yang paling aman untuk digunakan pada sistem air conditioner mobil yaitu jenis Hydrocarbon HC. Refrigerant ini selain tidak merusak lapisan Ozon, juga tidak menimbulkan pemanasan global. Dan bila kita melakukan penggantian refrigerant dengan Hydrocarbon tidak perlu mengganti komponen dan oli pelumas kompresor karena jenis refrigerant ini bisa menggunakan oli jenis mineral maupun sintetis.
Refrigerant atau juga biasa dikenal dengan freon merupakan zat yang biasa digunakan sebagai bahan pendingin seperti ac mobil, ac ruangan maupun kulkas. Zat ini memiliki fungsi untuk mengambil panas evaporasi serta membuang panas kondensasi. Lalu, apa saja jenis refrigerant dan fungsinya? Berikut ulasannya. Jenis Refrigeran Dan Fungsinya R-11 Pertama ada R11, sebuah bahan pendingin yang biasa digunakan di kulkas, ac bangunan kecil, departemen store serta dipakai untuk water chiller. Freon yang satu ini memiliki ciri ciri seperti tidak gampang meledak, tidak terbakar, tidak bersifat korosif dan stabil. Warna tabung dari jenis ini yaitu berwarna jingga. Namun freon ini memiliki angka GWP dan ODP yang tinggi atau dapat menyebabkan pemanasan global tinggi serta dapat merusak ozon sehingga kurang baik jika dipakai. Jenis ini juga sudah dilarang dipakai. R-12 Selanjutnya ada R 12 atau CCL3F2 yaitu freon yang biasa digunakan di ac mobil. Zat ini memiliki ciri ciri seperti tidak bersifat korosif, tidak terbakar, tidak beracun dan stabil. Freon ini memiliki tabung berwarna putih. Terbuat dari unsur chlor atau CFC, zat ini dapat merusak lapisan ozon serta menyebabkan global warming yang memberi efek kurang baik untuk bumi. Sama seperti jenis 11, freon ini juga sudah dilarang dipakai di Indonesia. R-13 Selanjutnya ada freon 13 atau CCL3F3 yang memiliki kesamaan dengan dua freon di atas yaitu memiliki kandungan klor yang dapat merusak lapisan ozon. Ciri-ciri dari freon ini yaitu memiliki titik didih -18, 4 derajat fahrenheit. Untuk warna tabung dari zat ini yaitu berwarna biru tua. Zat ini sekarang banyak digunakan sebagai pengganti dari R 22. R-22 Selanjutnya ada refrigeran yang paling terkenal dan banyak digunakan yaitu R-22. Berbeda dengan ketiga zat di atas yang terbuat dari CFC, untuk zat ini dibuat dari HCFC yang sedikit lebih ramah lingkungan. Namun zat ini tetap menyebabkan global warming dengan efek yang hampir sama dengan CFC. Ciri ciri dari zat ini yaitu tidak beracun, tidak korosif dan tidak mudah terbakar. Fungsi refrigerant ini biasanya digunakan untuk pendingin ac gedung dan kulkas, namun untuk sekarang zat ini sudah tidak boleh dipakai di Indonesia karena tidak ramah lingkungan. Refrigeran ini memiliki tabung berwarna hijau. R-32 Selanjutnya ada R32 yang terbuat dari HFC yang lebih ramah lingkungan serta karena memiliki sistem refrigerant dengan angka GWP yang rendah. Salah satu ciri dari zat ini yaitu mudah terbakar. Zat ini memiliki tabung berwarna merah dan sering digunakan untuk pendingin ac ruangan seperti LG, panasonic, Sharp dan lainnya. Bahan yang diluncurkan sejak 2013 ini ini kerap digunakan juga sebagai pengganti R-22 karena memiliki efek global warming rendah dan tidak menyebabkan kerusakan ozon. R-134a Selanjutnya ada R-134a yang terbuat dari HFC dan sering digunakan sebagai bahan pendingin ac mobil serta kulkas. Ciri ciri dari zat ini yaitu non korosif, tidak terbakar dan tidak meledak. Bahan ini sudah banyak sekali digunakan karena ramah lingkungan dimana zat ini merupakan contoh refrigerant yang tidak merusak ozon serta sedikit menyebabkan pemanasan global. R-134a ini memiliki tabung yang berwarna hijau muda. R-410a Refrigerant terakhir ada R-410a yang banyak dipakai sebagai bahan pendingin ac jenis inverter. Ciri dari zat ini yaitu tidak terbakar dan terbuat dari HFC. Bahan ini memiliki angka ODP sebesar 0 atau tidak menyebabkan kerusakan ozon namun bahan ini memiliki potensi pemanasan global yang cukup tinggi. Ada banyak sekali refrigerant yang bisa dipakai untuk bahan pendingin namun tidak semuanya baik untuk lingkungan terutama yang terbuat dari CFC seperti R-12 dan R-22 yang sudah dilarang dipakai. Jika anda ingin menggunakan zat ini maka pilihlah yang ramah lingkungan seperti R-134a. Itulah beberapa jenis refrigerant dan fungsinya yang bisa anda jadikan referensi sebelum memilih bahan pendingin. Usahakan untuk memilih ac maupun barang lainnya yang menggunakan refrigerant ramah lingkungan. Sayangi bumi anda dengan bijak menggunakan refrigeran yang aman untuk lingkungan.
zat yang dipakai untuk pendingin ac